Jumat, 28 Maret 2014
Nama :
Yanti Nenobahan
NIM :
10010110043
Program Studi Pendidikan Matematika
Saya lahir dari
pasangan keluarga yang sederhana yaitu Isak Nenobahan dan Marince Kelin pada 19
Juni 1991. Saya memiliki 3 saudara perempuan dan 1 saudara laki-laki, dan saya
adalah anak ke-4. Tempat tinggal keluarga saya jauh dari kota yaitu di
Oelpahat, Desa Olenaineno, kecamatan Takari.
Saya mulai menempuh
studi pada jenjang Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1998 di SD Impres Nefoneke. Saya
selalu diajarkan menulis, membaca dan berhitung oleh kedua orang tua saya. Pada
waktu itu, di sekolah saya terdapat 6 pengajar, terdiri dari 1 pengajar untuk kelas I dan kelas II, kelas III, IV, V, dan
kelas VI masing-masing 1 pengajar dan Kepala Sekolah. Saya dan teman-teman
kelas yang rumahnya berdekatan membentuk kelompok belajar malam. Setiap malam
selalu ada belajar kelompok di rumah saya, karena dibimbing, dibantu oleh kedua
orangtua saya walaupun profesi mereka bukan guru. Ibu saya selalu membuat
soal-soal perhitungan baik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian untuk
dikerjakan.
Proses pembelajaran di
sekolah pun belum maksimal dikarenakan terbatasnya pengajar. Bila ada guru yang
tidak hadir, maka proses pembelajaran di kelas guru tersebut tidak berjalan.
Hal tersebut mulai menyadarkan saya bahwa sangatlah penting untuk menjadi guru,
tapi belum terpikirkan apakah kelak saya akan menjadi guru di bidang apa,
karena yang terpenting adalah menjadi seorang guru. Sejak itu saya selalu semangat
belajar hingga menyelesaikan studi jenjang SD pada tahun 2004.
Setelah lulus SD, orangtua
mendukung saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama)
di SMP N 2 Takari yang bertempat di Hueknutu. Saya harus terus belajar dengan tekun
untuk mendapat beasiswa agar dibebaskan dari uang sekolah. Hal ini karena
oangtua tidak mempunyai biaya yang cukup untuk membayar iuran sekolah. Ternyata
dengan tekun belajar, saya juga termasuk salah satu siswa yang cukup
berprestasi sehingga mendapat beasiswa dan tidak lagi harus membayar iuran
sekolah. Di sekolah saya mendapat seorang guru matematika yang bernama Simon
Gasang. Beliau selalu bersemangat dalam mengajarkan matematika dan terus
memotivasi siswa-siswa yang dididiknya untuk terus giat belajar. Menjelang
Ujian Nasional (UN), saya diberi tantangan oleh guru saya, bahwa mampukah saya
mendapat nilai tertinggi pada UN mata pelajaran Matematika. Pada saat itu
dengan yakin saya katakan, “saya pasti bisa Pak”. Tapi setelah mendengar
pengumuman kelulusan, ternyata bukan saya yang mendapat nilai tertinggi dalam
UN Matematika. Ada kekecewaan dan rasa malu dalam diri saya ketika bertemu guru
saya untuk meminta maaf dan mengucapkan terima kasih, tapi guru saya berkata
bahwa bila kamu masih ingin mendapat nilai tertinggi di matematika, tidak bolah
putus asa, terus giat belajar dan kamu harus mengambil jurusan MIPA di SMA.
Lulus dari SMP tahun
2007, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas) di SMA
N 1 Fatuleu yang bertempat di Oelmasi, Kupang Timur. Sekolah tersebut merupakan
sekolah Kabupaten jadi tidak dipungut biaya sedikitpun. Di sekolah tersebut
terdapat beberapa guru matematika. Salah satu dari mereka yang mengajar dikelas
saya tidak membuat saya kesulitan dalam belajar. Artinya bahwa apa yang
diajarkanya pada saat itu mampu saya pahami walaupun mungkin materinya pada
saat itu tingkat kesulitannya rendah atau sedang. Seringkali saya juga
mengalami kesulitan, tapi dengan semangat belajar yang terus saya lakukan, saya
tidak melihat kesulitan yang dialami sebagai suatu hambatan. Dikelas saya juga
ada beberapa teman yang lebih berprestasi dari saya. Namun saya tidak pernah
merasa minder dalam kelas, terus giat belajar sehingga saya juga termasuk salah
satu siswa yang berprestasi juga. Pada suatu saat itu saya dan teman-teman yang
mendapat peluang mengikuti Lomba mata pelajaran MIPA tingkat kabupaten. Setelah
mengikuti lomba, saya mendapat urutan ke-3 dalam Mata pelajaran Kimia dan bisa
mengikuti lomba selanjutnya untuk tingkat Propinsi. Saya sangat senang walaupun
bukan mata pelajaran Matematika, tetapi saya berpikir bahwa suatu saat nanti
saya pasti bisa dalam Matematika. Setelah mengikuti seleksi tingkat propinsi
ternyata saya tidak berhasil, tetapi saya terus giat belajar hingga pada akhirnya
saya lulus SMA.
Lulus dari SMA pada
tahun 2010, saya mengikuti tes/seleksi masuk ke salah satu universitas di
kupang yaitu UNDANA (Universitas Nusa Cendana) Kupang. Pada saat seleksi saya
memilih jurusan PGSD dan FMIPA. Setelah mendengar pengumuman hasil seleksi,
ternyata saya tidak lulus tes. Pada saat itu saya tidak tahu apa yang harus
saya buat. Akhirnya saya memutuskan untuk kursus komputer dan bahasa inggris,
dan akan mengikuti seleksi lagi masuk UNDANA pada tahun berikutnya. Tetapi
menjelang beberapa hari kemudian, ada berita/pengumuman di Radio bahwa telah
dibuka pendaftaran bagi yang mau berminat untuk Sekolah Guru di STKIP Surya
Tangerang.
Saya mendaftar dan ikut
seleksi, dari 60-an orang hanya dibutuhkan 20 orang untuk dikirim ke STKIP
Surya. Akhirnya saya lulus seleksi dan bisa melanjutkan studi di STKIP Surya.
Dengan mengikuti matrikulasi selama satu tahun dan lebih banyak belajar
matematika, saya mengambil jurusan matematika untuk menjadi seorang guru
matematika. Mengingat kembali apa yang di ucapkan guru saya di SMP bahwa saya
harus terus semangat belajar untuk mendapat nilai matematika yang baik dan juga
orangtua yang membimbing saya pada saat SD. Saya ingin menjadi guru matematika
untuk mendidik orang lain dan juga bisa memberikan tantangan bagi siswa yang
akan saya didik pada akhirnya.
Selama saya
menempuh studi di kupang khususnya dalam mata pelajaran matematika, saya belum
pernah menemukan suatu metode pambelajaran yang baik. Secara intelektual,
saya belum mampu untuk menerapkan apa yang sudah saya pelajari karena tidak
mempunyai suatu metode pembelajaran yang baik. Tetapi setelah saya melanjutkan
studi di STKIP Surya, saya mendapatkan suatu metode pembelajaran yang
baik dimana dalam pembelajaran Matematika khususnya harus dimulai dari tahap
konkrit ke tahap abstrak dan dilanjutkan dengan mencongak. Metode tersebut
adalah metode GASING (Gampang, AsyIk, dan menyenaNGkan) yang ditemukan oleh
bapak Profesor Yohanes Surya, Ph.D. Dengan metode
pembelajaran yang ditemukan yaitu GASING sangat membantu saya untuk berusaha menjadi
seorang guru matematika kelak.
“Tidak Ada Anak yang Bodoh,
Yang Ada Hanya Belum Mendapat Kesempatan Belajar dengan Guru dan Metode yang
Baik”
Langganan:
Postingan (Atom)